Langsung ke konten utama

RIZKY RAMADHAN 17-630-010


NAMA    : RIZKY RAMADHAN
NPM       : 17-630-010
KELAS     : A
TUGAS    : STATISTIK DAN PROBABILITAS 



                                                                                         

Pengertian populasi dan sampel
Pelaksanaan suatu penelitian selalu berhadapan dengan objek yang di teliti atau diselidiki. Objek tersebut dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati lainnya, serta peristiwa dan gejalah di dalam manyarakat atau di dalam alam.
 Dalam melakukan penelitian, kadang-kadang peneliti melakukangnya terhadap seluruh objek, tetapi sering juga peneliti hanya mengambil sebagian saja dari seluruh objek tersebut. Meskipun penelitian hanya mengambil sebagian dari objek yang di teliti, tetapi hasilnya dapat mewakili atau mencakup seluruh objek yang di teliti.
Keseluruhan objek peneliti atau objek yang diteliti tersebut adalah populasi penelitian atau universe. Sedangkan sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini di sebut “ sampel penelitian “. Dalam mengambil sampel penelitian ini digunakan cara atau teknik-teknik tertentu, sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya. Teknik ini biasanya disebut “ teknik sampling “. Didalam penelitian survey teknik sapling ini sangat penting dan perlu diperhitungkan masak-masak. Sebab teknik pengambilan sampel yang tidak baik akan mempengaruhi validitas hasil penelitian tersebut
1.      Populasi
Populasi dapat didefinisikan dengan beberapa cara sebagai berikut :
a)      Suatu himpunan individu degan sifat-sifat yang ditentukan atau dipilih oleh si penelitisedemikian rupa sehingga setiap individu dapat menyatakan dengan tepat apkan individu tersebut menjadi anggota populasi atau tidak.
b)      Berkaitan dengan variabel, maka populasi dapat didefinisikan sebagai himpunan semua vasiabel, baik univariat maupun multivariate, yang mungkin ditinjau oleh seorang peneliti.
c)      Berkaitan dengan data, baik data kuantitatif maupun kualitatif, maka populasi dapat didefinisikan sebagai himpunan semua data yang mungkin diobservasi atau dicacah/dicatat oleh seorang peneliti. Dengan kata lain, populasi adalah himpunan semua individu yang dapat ( atau yang mungkin akan ) memberikan data dan informasi untuk suatu penelitian.




2.      Sampel

a)      Bagian populasi yang diambil untuk di teliti atas sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi
b)      Sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.

A.    Sampel dan populasi
Sampel merupakan suatu himpunan bagian ( subset ) dari sebuah populasi tetentu. Sesuai dengan definisi populasi yang di kemukakan di atas, maka sampel dapat didefinisikan sebagai.
a.       Himpunan individu yang jumlahnya terbatas atau sangat terbatas yang telah terpilih atau dipilih dari populasi individu tertentu.
b.      Berkaitan dengan variabel, maka sampel dapat didefinisikan sebagai himpunan variabel yang yang jumlahnya terbatas atau sangat terbatas yang terpilih atau dipilih dari populasi variabel tertentu.
c.       Berkaitan dengan data, baik data kuantitatif maupun kualitif maka sampel dapat didefinisikan sebagai himpunan nilai/skor/ukurran yang tercatat atau diobservasi berkaitan dengan peristiwa atu fakta yang terjadi.
Dalam penelitian survey, suatu sampel mempunyai ukuran yang sangat kecil dibandingkan dengan populasi yang di tinjau. Dengan memperhatikan peran sampel dalam penelitian survey, maka kita dapat membedakan tiga bentuk populasi di bawah ini.

a.       Populasi sampel
Populasi sampel merupakan populasi dimana sebuah sampel di pilih secara langsung dengan menerapkan suatu metode pemilihan sampel tertentu, termasuk metode pemilihan stratifikasi bertahap (lihat agung, 2011, 2009, 2008, 2006 & 1992). Sehingga hasil analisis berdasrkan sebuah sampel akan dipakai untuk mepelajari atau memprakirakan karakteristik populasi sampel yang bersangkutan. Hasil analisis satistika inferensial berdasarkan suatu sampel probabilitas lebih dapat dipertanggung jawabkan berlaku untuk populasi sampel, dengan dukungan teori probabilitas dan menerapkan metode analisis statistika yang tepat. Akan tetapi, hail setiap analisis inferensial tersebut hanyalah mempunyai kebenaran probabilitas.
b.      Populasi target
Populasi target merupakan populasi yang jauh lebih luas dari populasi sampel, untuk hasilgeneralisasi berdasarkan sebuah sampel diharapkan akan berlaku atau dapat diterima secara teoritis, tetapi bukanlah secara statisktika.
c.       Populasi hipotesis
Dalam praktik, cukup banyak data sampel atau objek penelitian diperoleh tanpa mulai dengan mengidetifikasi populasi yang akan ditinjau, tetapi mulai dengan kelompok  individu yang yang kebetulan atau terpaksa menjadi objek atau reponden suatu penelitian, karena beberapa faktor. Sebgai contoh :
1.      Sampel suakrelawan, individu-individu secara suka rela bersedia menjadi objek penelitian karena beberapa faktor, diantaranya akena ada imbalan.
2.      Sanpel kekerabatan, keseidaan responden untuk memberikan respons terhadap suatu kuesioner karena adanya hubungan kekerabatan, baik langsung maupun tak langsung dengan si peneliti.
3.      Sampel kekuasaan/perkosaan, objek penelitian tidak mengetahui bahwa mereka menjadi objek suatu penelitian  berada di bawah kekuasaan si peneliti. Misalnya dalm suatu penelitian medis, si sakit tidak menyadari dia sebenarnya menjadi objek uji coba sebuah obat atau alat.
4.      Sampel seenaknya, sampel itu dipilih untuk mudah dan enaknya si peneliti saja, tanpa memperhitungkan populasinya atau hasil analisis inferensialnya.
Dalam kasus-kasus seperti ini, populasi penelitian menjadi kurang/tidak jelas lagi, akan tetapi, hasil berdasarkan kelompok individu yang kebetulan termasuk sebagai sampel juga dapat dibuat generalisasi yang berlaku untuk suatu populaasi yang abstrak, yang di sebut populasi hipotesis.
Walaupun populasinya tidak jelas atau abstrak, hasil penelitian semacam ini juga mempunyai manfaat yang sangat besar untung pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. 

B.     Kegunaan sampel

            Di dalam penelitian ilmiah, banyak masalah yang tidak dapat dipecahkan tanpa memanfaatkan teknik samping.Oleh sebab itu agar dapat  dilakukan penelitian terhadap semua sub bidang dan dengan biaya murah, penelitian dapat melakukan sampling atau pengambilan sampel terhadap objek  yang di telitinya.
     Kegunaan  sampling di dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1.      Menghemat biaya
Proses pelaksanaan penelitian yang mencangkup alat penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan sebagainya memerlukan biaya yang relatif besar. Apabila penelitian tersebut dilakukan terhadap seluruh objek yang diteliti sudah barang tentu akan memakan lebih banyak lagi biaya.Oleh sebab itu dengan sampling , dalam arti penelitian hanya dilakukan terhadap sebagai populasi, biaya tersebut dapat ditekan atau dikurangi.
2.      Mempercepat Pelaksanaan Penelitian
     Penelitian yang dilakukan terhadap objek yang banyak [seluruh populasi] jelas akan memakan waktu yang lama, bila di bandingkan dengan hanya terhadap sebagai populasi saja [sampel].Oleh sebab itu jelas bahwa penelitian yang hanya dilakukan terhadap sampel akan lebih cepat selesai.
3.      Menghemat tenaga
    Pelaksanaan penelitian yang dilakukan terhadap seluruh populasi jelas akan memerlukan tenaga yang lebih banyak bila di bandingkan dengan penelitian yang hanya di lakukan terhadap sebagian saja dari populasi tersebut. Dengan kata lain, penelitian yang dilakukan hanya terhadap sampel ini lebih menghemat tenaga.
4.      Memperluas ruang lingkup penelitian
      Penelitian yang dilakukan terhadap seluruh objek akan memakan waktu, tenaga, biaya, dan fasilitas-fasilitas lain yang lebih besar. Apabila penelitian dilakukan terhadap sampel, maka dengan waktu,tenaga,dan biaya yang sama dapat dilakukan penelitian yang lebih luas ruang lingkupnya.
5.      Memperoleh hasil yang lebih akurat
     Penelitian yang dilakukan terhadap populasi jelas akan menyita sumber-sumber daya yang lebih besar, termasuk usaha-usahaanalisis.Hal ini akan berpengaruh terhadap keakuratan hasil penelitian.Dengan menggunakan sampel, maka dengan usaha yang sama akan diperoleh hasil analisis yang lebih akurat.
C.     Prosedur pengambilan sampel
   Langka-langka yang perlu  ditempuh dalam mengambil sampel dari populasi adalah sebagai berikut:
1.      Menentukan tujuan penelitian
      Tujuan penelitian adalah suatu langkah pokok bagi suatu penelitian ,karena tujuan  penelitian tersebut merupakan arah untuk elemen-elemen yang lain dari penelitian .Demikian pula dalam menentukan  sampel tergantung pula pada tujuan penelitian. Oleh sebab itu langkah pertama dalam mengambil sampel dari populasi adalah menentukan tujuan penelitian.
2.      Menentukan populasi  penelitian
      Telah disebutkan diatas bahwa anggota populasi di dalam penelitian tersebut harus di batasi secara jelas.Oleh sebab itu sebelum sampel ditentukan harus di tentukan dengan jelas kriteria atau batasan populasinya.Dengan demikian maka akan menjamin pengambilan  sampel secara tepat.
3.       Menentukan jenis data yang diperlukan
      Jenis data yang akan dikumpulkan dari suatu penelitian harus dirumuskan  secara jelas.Apabila  jenis data yang akan di kumpulkan telah dirumuskan secara jelas, maka dapat dengan mudah ditentukan dari mana data tersebut  diperoleh atau di tentukan sumber datanya.
4.      Menentukan teknik sampling
     Penentuan teknik  sampling  yang akan digunakan dalam pengambilan  sampel dengan sendirinya akan tergantung dari tujuan penelitian  dan sifat –sifat populasi .
5.      Menentukan besarnya sampel[sampel size]
        Meskipun besarnya/kecilnya  sampel belum menjamin represent-tatifnya atau tidaknya suatu sampel,tetapi   menentukan besarnya sampel dapat merupakan langkah  penting dalam pengambilan sampel.Secara statistic penentuan besarnya sampel ini akan tergantung pada jenis  dan besarnya populasi. Penentuan besarnya sampel ini akan dibicarakan  didalam bagian lain.
6.      Penentuan unit sampel yang diperlukan
    Sebelum menentukan sampel yang diperlukan ,terlebih dahulu akan ditentukan unit-unit yang menjadi anggota populasi . Hal ini akan memudahkan dalam menentukan unit yang mana akan terjadikan sampel.
7.      Memilih sampel
      Apabila karakteristik populasi sudah ditentukan dengan jelas,maka kita dapat dengan mudah memilih sampel sesuai dengan karakteristik populasi tersebut.Dalam memilih sampel dari populasi ini dengan sendirinya berdasarkan teknik-teknik pengambilan sampel.
D.    Teknik sampling
Pada garis besarnya hanya ada dua jenis sampel,yauitu sampel-sampel probabilitas {probability samples} atau sering di sebut random sampleb{sampel acak} dan sampel-sampel non-probabilitas {non probability samples}.tiap-tiap jenis sampel-sampel ini terdiri dari berbagai macam pula



a.       Random sampling
Pengambilan sampeling secara random atau acak di sebut random sampeling, dan sampel yang di peroleh di sebut sampel random. Teknik random sampeling ini hanya boleh di gunakan apabila setiap unit atau anggota populasi itu bersifat homogeny. Hal ini berarti setiap anggota populasi itu mempunyai kesempatan yang sama untuk di ambil sebagai sampel.teknik random sampel ini dapat di bedakan menjadi:

1.      pengambilan sampel secara acak sederhana {sampel random sampling}.
            Hakikat dari pengambilan sampel secara acak sederhana adalah bahwa sitiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk di seleksi sebagai sampel. Apabila besarnya sampel yang di inginkan itu berbeda-beda, maka maka besarnya kesempatan bagi setiap satuan elementer untuk terpilih pun berbeda-beda pula. Teknik pengambilan sampel secara acak sederhana ini di bedakan menjadi dua cara, yaitu dengan mengundi anggota populasi {lottery technique}. Random number ini dapat di lihat pada buku-buku statistik.
2.      pengambilan sampel secara acak sistematis {systematic sampling}
             Teknik ini merupakan modifikasi dari sampel random sampeling caranya adalah, membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang di inginkan. Hasinya adalah interval sampel. Sampel di ambil dengan membuat daftar elemen atau anggota populasi sacara acak 1 sampai dengan n. kemudian membagi dengan jumlah sampel yang di inginkan, misalnya hasil sebagai interval adalah X, maka yang terkena sampel adalah setiap kelipan dari X tersebut.contoh,jumlah populasi 200, sampel yang di inginkan 50, maka intervalnya adalah 200 : 50= 4. Maka anggota populasi yang terkena sampel adalah setiap elemen yang mempunyai nomor kelipatan 4, 8, 12, 16, dan seterusnya sampai mencapai 50 anggota sampel.
3.      pengambilan sampel secara acak stratifikasi {stratified sampeling atau stratified random sampeling}
Apabila suatu populasi terdiri dari unit yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda atau heterogen, maka teknik pengambilan sampel yang tepat di gunakan adalah stratified sampeling. Hal ini di lakukan dengan cara mengidentifikasi karakteristik umum dari anggota populisi, kemudian menentukan srata atau lapisan atau lapisan dari jenis karakteristik unit-unit tersebut. Penentuan srata ini dapat di dasarkan bermacam-macam, misalnya tingkatan ekonomi pasien, tingkat keparahan penyakit, umur penderita, dan lain sabagainya. Setelah di tentukan sratanya barulah dari masing-masing srata ini di ambil sampel yang mewakili srata tersebut secara random atau acak.
Agar perimbingan sampel dari masing-masing srata itu memadai, maka dalam teknik inisering pula di lakukan perimbingan antara jumlah anggota populasi berdasarkan masing-masing srata. Oleh sebab itu maka di sebut pengambilan sampel secara proppational stratified sampeling.
Pelaksanaan pengambilan sampel dengan stratified, mula-mula kita mebetapkan  unit-unit anggota populasi dalam bentuk strata yang di dasarkan pada karakteristik umum dari anggota-anggota populasi ya berbeda-beda. Setiap unit yang mempunyai karakteeristik umum yang sama, di kelompokan pada satu strata, kemudian dari masing-masingnstrata di ambil sampel yang mewakilinya.

Langkah-langkahyang di tempuh pengambilan sampel secara stratified adalah:
a.       Menentukan populasi penelitian.
b.      Mengidentifikasi segala karakteristik dari unit-unit yang menjadi anggota populasi.
c.       Mengelompokan unit anggota populasi yang mempunyai karakteristik umum yang sama dalam suatu kelempok atau strata misalnya berdasarkan tingkat pendidikan.
d.      Pengambilan dari setip strata bagian unit yang menajdi anggotanya untuk mewakili strata yang bersangkutan.
e.       Teknik pengambilan sampel dari masi masing-masing strata dapat di lakukan dengan cara random atau non-random.
f.       Pengambilan sampel dari masing-masing strata sebaliknya di lakukan berdasakan perimbangan {proposional}.
4.      Pengambilan sampel secara kelompo atau gugus {cluster sampeling}
Pada teknik ini sampel bukan terdiri dari unit individu,tetapi terdiri dari kelompok atau gugusan. Gugusan atau kelompok yang di ambil sebagai sampel ini terdiri dari unit geografis {desa,kecamatan, kabupaten, dan sebagainya}, unit organisasi, misalnya klinik, PKK, LKDM, dan sebagainya. Pengambilan sampel secara gugus, peneliti tidak mendaftar anggota atau unit yang ada di dalam populasi, melainkan cukup mendaftar banyak kelompok atau gugus yang ada di dalam populasi itu. Kemudian mengambil sampel berdasarkan gugus-gugus tersebut. Misalnya penilitian tentang kesinambungan imunisasi anak balita di kecamatan X tersebur secara random. Kemudian semua anak balita yang bedomisilidi tiga kelurahan yang terkena sampel tersebut itulah yang di teliti.
5.      Pengambilan sampel secara gugus bertahap[multistage sampling]
Pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan berdasarkan tingkat wilayah secara bertahap.Hal ini memungkinkan untuk dilaksanakan bila populusi terdiri dari bermacam-macam tingkat wilayah.Pelaksanaan dengan membagi wilayah populasi kedalam su-sub wilayah, dan tiap sub wilayah dibagi kedalam bagian-bagian yang lebih kecil, dan seterusnya. Kemudia menetapkan sebagian dari wilayah popilasi [sub  wilayah] sebagai sampel.misalnya pelaksanaan suatu penelitian di suatu wilayah kabupaten. Mula –mula di ambil beberapa kecamatan sebagai sampel, dari kecamatan terkenal sampel di ambil beberapa kelurahan sebagai sampel,selanjutnya dari kelurahan di ambil beberapa RW sebagai sampel dan akhirnya dari RTke RT yang terkenal sampel. Oleh sebab itu, pengambilan sampel semacam ini disebut area sampling atau pengambilan sampel menurut wilayah.
b.      Non Random ( non probality ) sampling
Pengambilan sampel bukan secara ack atau random adalah pengambilan sampel yang tidak berdasarkan atas kemungkinan yang dapat di perhitungkan, metode ini mencakup beberapa teknik antara lain sebagai berikut :
1.      Purposive sampling
Pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan cirri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketehui sebelumnya. Pelaksanaan pengambilan sampel secara purposive ini antara lain sebagai berikut : mula–mula peneliti mengidentifikasi semua karakteristik populasi misalnya dengan mengadakan studi pendahulun/ dengan mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi. Kemudian penelitian menetapkan berdasarkan pertimbangannya, sehingga dari anggota populasi menjadi sampel peneliti, sehingga teknik pengambilan sampel secara purposive ini didasarkan pertimbangan pribadi peneliti sendiri. Teknik ini sangat cocok untuk mengadakan studi kasus (case study ), dimana banyak aspek dari kasus tunggal yang representative untuk diamati dan dianalisis.
2.      Quota sampling
Pengambilan sampel secara Quata dilakukan dengan cara menetabkan sejumblah anggota sampel secara quota atau jatah. Teknik sampling ini digunakan dengan cara : pertama-tama menetabkan berapa besar jumblah sampel yang diperlukan atau menetabkan quatum ( jatah ). Kemudian jumlah atau quatum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan. Anggota pupulasi manapun yang akan diambil tidak menjadi soal, yang penting jumlah quatum yang sudah ditetabkan dapat dipenuhi.
3.      Accidental sampling
Pengambilan sampel secara aksidental ( accidental ) ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia. Bedaja dengan purposive sampling adalah, kalau sampel yang diambil secara purposive berarti dengan sengaja mengambil atau memilih kasus atau responden. Sedangkan sampel yang diambil secara aksidental berarti sampel diambil dari responden atau kasus yang kebetulan ada.  
E.     Penyimpangan ( error ) dalam penelitian
~ sampling error :
-          Penyimpangan yang terjadi akibat pengembalian sampel
-          Sebaik apapun sampel tetap ada penyimpangan
Sampling error adalah perbedaan antara estimasi yang diperoleh dari sampel dengan parameter populasi. ( lemeshow S, et el, 1993 ). Sampling error sebenarnya hal ini bukanlah benar-benar kesalahan tetapi adalah variasi dari konsekuensi pengambilan sampel (sabri L dan hastono S, 1999).
Jadi sampling error adalah perbedaan antara estimasi yang diperoleh dari sampel dengan parameter populasi dan sebetulnya adalah variasi dari konsekuensi pengambilan sampel.
Kesalahan sampling ini bisa dikontrol maksudnya bisa diperkecil, misalnya dengan jalan menambah jumlah sampel yang akan diteliti.
Sampling error dalam perhitungan jumlah sering digunakan istilah presisi.presisi berhubungan erat dengan confidence interval.
            ~ non sampling error: 
Penyimpangan yang terjadi bukan karena pengambilan sampel, tetapi penyimpangan pada saat pelaksanaan penelitian , misalnya saat :
-          Perencanaan
-          pengumpulan data
-          pengolaan data
-          analisis data
kesalahan bukan karena sampling disebabkan oleh hal-hal yang sering non teknis sifatnya seperti kurang sadarnya responden, kekeliruan pemeriksaan kesalahan mencatat, kelupaan karena kesalahn, kecerobohan, kesalahpahaman terhadap konsep dan definisi, salah mengukur, salah minghitung dan sebagainya. Sedangkan menurut sabri L dan Hastono, kesalahan non sampling maksudnya ialah kesalahan yang bukan karena sampel tetapi disebabkan pelaksanaan dalam pengambilan sampel sampai analisisnya.
F.      Besar Sampel
Dalam statistik inferensial, besar sampel sangat menentukan representasi sampel yang diambil dalam menggambarkan populasi penelitian. Oleh karena itu menjadi satu kebutuhan bagi setiap peneliti untuk memahami kaidah-kaidah yang benar dalam menentukan sampel minimal dalam sebuah penelitian.

Cara menghitung besar sampel suatu penelitian sangat ditentukan oleh desain penelitian yang digunakan dan data yang diambil. Jenis penelitian observasional dengan menggunakan disain cross-sectional akan berbeda dengan case-control study dan khohor, demikian pula jika data yang dikumpulkan adalah proporsi akan berbeda dengan jika data yang digunakan adalah data continue. Pada penelitian di bidang kesehatan masyarakat, kebanyakan menggunakan disain atau pendekatan cross-sectional atau belah lintang, meskipun ada beberapa yang menggunakan case control ataupun khohor.
a.       Besar sampel merupakan
·         Syarat penting untuk suatu generalisasi atau inferensi
·         Semakin homogeny populasi, semakin kecil sampel, semakin heterogen populasi, semakin besar sampel
·         Tujuan penentuan besar sampel :
-          Mewakili populasi ( representativeness )
-          Keperluan analisis
b.      Perlu diperlukan :
·         Tujuan penelitian/analisis
·         Jenis dan rancangan peneliti
·         Jumlah populasi
·         Karakteristik populasi/cara pengambilan sampel ( teknik sampling )
·         Jenis ( skala pengukuran )
c.       Besar sampel ditentukan oleh :
1.      Tujuan penelitian :
-          Estimasi ( proporsi atau estimasi rata-rata )
-          Uji hipotesis ( sig, level: α dan power: 1-β )
2.      Disain penelitian :
-          Observasi : ~ cross sectional
        ~ case control
        ~ cohort
-          Experiment ( clinical trial )
3.      Presisi: devisiasi nilai estimasi dengan nilai populasi sebelumnya atau perbedaan antara dua nilai pupulasi
4.      Derajat kepercayaan           tingkat singnifikan ( α ) 1% atau 5%
5.      Metode sampling : SRS atau bukan SRS
6.      Kekuatan uji, ( 1- β )
( lemeshow,S,et al, 1997 )
Table probaliti terjadinya kesalahan dalam uji statis

kesimpulan uji statistik
keadaan yang sebenarnya di populasi

Ho benar
Ho salah

gagal tolak Ho
1        - α
β
kesalahan  tipe II


tolah Ho
α
kekuatan tipe 1
1-      β
kekuatan uji



Zα untuk nilai α tertentu

α
Zα/2
0,10
1,28
1,64
0,05
1,64
1,96
0,025
1,96
2,24
0,01
2,33
2,58

Zβ untuk nilai β tertentu

β
power ( 1-β )
> 0,50
< 0,50
< 0,00
0,50
0,50
0,00
0,40
0,60
0,25
0,30
0,70
0,53
0,20
0,80
0,84
0,15
0,85
1,01
0,10
0,90
1,28
0,05
0,95
1,64
0,025
0,975
1,96
0.01
0,99
2,33

PENELITIAN OBSERVASIONAL
a. besar sampel pada satu populasi 
1. Estimasi
a. Simple random sampling atau systematic random sampling
- Data kontinyu
Untuk populasi infinit, rumus besar sampel adalah :
Z2 1-α/2 σ2
n = -------------
d2
Jika populasi finit, maka rumus besar sampel adalah :
N Z2 1-α/2 σ2
n = --------------------------
(N-1) d2 + Z2 1-α/2 σ2
di mana n = besar sampel minimum
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
σ2 = harga varians di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
N = Besar Populasi
- Data proporsi
Untuk populasi infinit, rumus besar sampel adalah :
Z2 1-α/2 P (1-P)
n = --------------------
d2
Jika populasi finit, maka rumus besar sampel adalah :
N Z2 1-α/2 P (1-P)
n = -------------------------------
(N-1) d2 + Z2 1-α/2 P (1-P)
di mana n = besar sampel minimum
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
P = harga proporsi di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
N = besar populasi

Stratified random sampling
- Data kontinyu


di mana n = besar sampel minimum
N = besar populasi
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
α2
h = harga varians di strata-h
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
W h = fraksi dari observasi yang dialokasi pada strata-h = N h/N
Jika digunakan alokasi setara, W = 1/L
L = jumlah seluruh strata yang ada

Data proporsi
• Rumus besar sampel adalah :


di mana n = besar sampel minimum
N = besar populasi
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
Ph = harga proporsi di strata-h
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
W h = fraksi dari observasi yang dialokasi pada strata-h = N h/N
Jika digunakan alokasi setara, W = 1/L
L = jumlah seluruh strata yang ada


c. Cluster random sampling
- Data kontinyu
Pada cluster random sampling, ditentukan jumlah cluster yang akan diambil sebagai sampel.
Rumusnya adalah :
N Z2 1-α/2 α2
n = ----------------------------------
(N-1) d2 (N/C) 2 + Z2 1-α/2 α2

di mana n = besar sampel (jumlah cluster) minimum
N = besar populasi
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
α2 = harga varians di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
C = jumlah seluruh cluster di populasi

- Data proporsi
• Rumus besar sampel adalah :
N Z2 1-α/2 α2
n = ----------------------------------
(N-1) d2 (N/C) 2 + Z2 1-α/2 α2



di mana n = besar sampel (jumlah cluster) minimum
N = besar populasi = mi
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
C = jumlah seluruh cluster di populasi
σ2 = (ai – mi P)2/(C’-1) dan P = ai /mi
ai = banyaknya elemen yang masuk kriteria pada cluster ke-i
mi = banyaknya elemen pada cluster ke-i
C’ = jumlah cluster sementara

b. Besar sampel pada dua populasi
1. Estimasi

a. Data kontinyu

di mana n = besar sampel minimum
Z 1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
σ2 = harga varians di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

b. Data proporsi
 - Cross sectional
Rumus besar sampel sebagai berikut :

di mana n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
P1 = perkiraan proporsi pada populasi 1
P2 = perkiraan proporsi pada populasi 2
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir



- Cohort
Rumus besar sampel sebagai berikut :

di mana n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
P1 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 1
P2 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 2
= kesalahan (relatif) yang dapat ditolerir

Pada penelitian cohort, untuk mengantisipasi hilangnya unit pengamatan, dilakukan koreksi
dengan 1/(1-f), di mana f adalah proporsi unit pengamatan yang hilang atau mengundurkan diri
atau drop out.


- Case-control
Rumus besar sampel adalah :

di mana n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
P1* = perkiraan probabilitas paparan pada populasi 1 (outcome +)
P2* = perkiraan probabilitas paparan pada populasi 2 (outcome -)
= kesalahan (relatif) yang dapat ditolerir

2. Uji Hipotesis
a. Data kontinyu
Rumus besar sampel sebagai berikut :


 




di mana n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
Z1-= nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
2 = harga varians di populasi
1-2 = perkiraan selisih nilai mean di populasi 1 dengan populasi 2
b. Data proporsi
- Cross sectional

di mana n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
Z1-= nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
P1 = perkiraan proporsi pada populasi 1
P2 = perkiraan proporsi pada populasi 2
P = (P1 + P2)/2

di mana n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
Z1-= nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
P1 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 1
P2 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 2
P = (P1 + P2)/2

Pada penelitian cohort, untuk mengantisipasi hilangnya unit pengamatan, dilakukan koreksi dengan 1/(1-f), di mana f adalah proporsi unit pengamatan yang hilang atau mengundurkan diri atau drop out.


- Case-control
di mana n = besar sampel minimum

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
Z1-= nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
P1* = perkiraan probabilitas paparan pada populasi 1 (outcome +)
P2* = perkiraan probabilitas paparan pada populasi 2 (outcome -)
Jika besar sampel kasus dan kontrol tidak sama (unequal), dibuat modifikasi
besar sampel dengan memperhatikan rasio kontrol terhadap kasus. Rumus di
atas dikalikan dengan faktor (r + 1) / (2 . r). Besar sampel untuk kelompok
kontrol adalah (r.n).









Pengenalan dan Pengoperasian Besar Sampel dan Sumber Data

SUMBER DATA

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.
Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.


JENIS DATA

Sumber data penelitian yaitu sumber subjek dari tempat mana data bisa didapatkan. Jika peneliti memakai kuisioner atau wawancara didalam pengumpulan datanya, maka sumber data itu dari responden, yakni orang yang menjawab pertanyaan peneliti, yaitu tertulis ataupun lisan. Sumber data berbentuk responden ini digunakan didalam penelitian.

BERDASARKAN TIPE PENELITIAN

  Ø  Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran statistik. Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinyatakan dalam bahasa alami, melainkan dalam numerik.

  Ø  Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang dapat mencakup hampir semua data non-numerik. Data ini dapat menggunakan kata-kata untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang diamati.

BERDASARKAN SUMBER

  Ø  Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau dirinya sendiri. Ini adalah data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau pada periode waktu tertentu.

  Ø  Data Sekunder

      Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS dan lain-lain.

BERDASARKAN CARA MEMPEROLEH

  Ø  Data Observasional

Data observasi adalah data yang ditangkap in situ. Data ini sekali jadi atau tidak bisa diulang, diciptakan atau diganti.

  Ø  Data Wawancara

Data wawancara adalah data yang diperoleh melalui tanya-jawab antara peneliti dan informan. Data ini bisa divalidasi menggunakan triangulasi.

  Ø  Data Eksperimental

Data eksperimental adalah data yang dikumpulkan dalam kondisi terkendali, in situ atau berbasis laboratorium dan harus bisa direproduksi.

  Ø  Data Simulasi

Data simulasi adalah data hasil dari penggunaan model dan metadata di mana input lebih penting daripada output. Contoh: model iklim, model ekonomi, model kosmologi dan lain-lain.

  Ø  Data Referensi atau Kanonik

Data Referensi atau kanonik adalah data statis atau koleksi organik (peer-reviewed) Contoh: menggunakan data urutan gen yang sudah tersedia, struktur kimia, data sensus dan lain-lain.

  Ø  Data Derivasi atau Kompilasi

Data derivasi atau kompilasi adalah data reproduksi. Contoh: kompilasi database yang sudah ada untuk membangun struktur 3D.

BERDASARKAN FORMAT BERKAS

  Ø  Data Kuantitatif
Contoh: SPSS, SAS, Microsoft Ecel, XML dan lain-lain.

  Ø  Data Kualitatif
Contoh: Microsoft Word, Rich Text Format, HTML dan lain-lain.

  Ø  Data Geospatial
Contoh: ESRI Shapefile, Geo-referenced TIFF, CAD data, Tabular GIS attribute data, MapInfo Interchange Format, dan lain-lain.

  Ø  Data Digital Image
Contoh: TIFF, JPEG, Adobe Portable Document Format (PDF) dan lain-lain.

  Ø  Data Digital Audio
Contoh: Free Lossless Audio Codec, Waveform Audio Format, MPEG-1 Audio Layer, Audio Interchange File Format dan lain-lain.

  Ø  Data Digital Video
Contoh: MPEG-4 High Profile, Motion JPEG 2000, GIF dan lain-lain.

BERDASARKAN SUBJEK KEDOKTERAN

  Ø  Data Diagnosis
Contoh: subklasifikasi penyakit atau histologi, sitogenetika, penanda molekuler dan lain-lain.

  Ø  Data Demografi
Contoh: sosial ekonomi informasi, jenis kelamin, usia, ras/etnis dan lain-lain.


TEKHNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.

11.    Angket

Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
  
    
      2. Observasi

Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Ø  Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
Ø  Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.

3  3. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.































Komentar

Postingan populer dari blog ini

HATRMILA SAPUTRI 17 630 001

Metode beda hingga utk menyelesaikan persamaan differensial Salah satu cara utk menyelesaikan persamaan differential adalah dengan menggunakan metode beda hingga atau yg lbh dikenal dgn finite difference method. Metode ini menggunakan pendekatan ekspansi Taylor di titik acuannya (x). Ada tiga jenis beda (difference) yg bisa kita gunakan utk mencari nilai f(x+∆x). Ketiga jenis beda ini disebut forward difference, backward difference, dan central difference. Supaya gak lupa, penurunannya saya berikan di sini. Forward difference Utk forward difference, kita ingin mencari nilai suatu fungsi jika independent variablenya digeser ke depan (makanya namanya forward difference) sebesar ∆x. Sederhananya, jika kita tahu f(x), maka berapakah f(x+∆x)? Ekspansi Taylor dituliskan sbb: Secara umum, symbol ∂f/∂x*∆x menunjukkan kemiringan (gradient) nilai fungsi f pada f(x) jika x digeser sebesar ∆x. Sementara symbol ∂ 2 f/∂x 2 menunjukkan lengkungan (c...

Mahyudin Amuzi 17 630 017

NAMA         : MAHYUDIN AMUZI NPM            : 17 630 017 TUGAS 02   : STATISTIK/PROBABILITAS BESAR SAMPEL DAN SUMBER DATA 1. Besar Sampel Ukuran sampel (sample size) adalah banyaknya individu, subyek atau elemen dari populasi yang diambil sebagai sampel. Jika ukuran sampel yang di ambil terlalu besar atau terlalu kecil maka akan menjadi masalah dalam penelitian itu. Menentukan ukuran sampel penelitian merupakan bagian terpenting yang harus dilakukan oleh setiap peneliti yang menggunakan metode survey.Sampel merupakan cerminan atau gambaran populasi sehingga apabila salah mengambil sampel atau ukuran sampel tidak memenuhi syarat maka pendugaan parameter populsi dianggap tidak valid sehingga dapat berdampak pada kesalahan mendeskripsikan dan menginterpretasikan gambaaran dan karakter populasi. Menentukan ukuran sampel penelitian tidak semudah yang dibayangkan pengambilan sampel tidak dapat digenerasilir berdasarkan ukuran ...

WA ODE NUSTIARNI 16 630 020

NAMA   : WA ODE NUSTIARNI NPM      : 17  630 020 TUGAS : STATISTIK/PROBABILITAS A.               Pengertian Populasi dan Sampel Pelaksanaan suatu penelitian selalu berhadapan dengan objek yang di teliti atau yang diselidiki. Objek tersebut dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati lainnya, serta peristiwa dan gejala yang terjadi di dalam masyarakat atau di dalam alam. Dalam melakukan penelitian, kadang-kadang peneliti melakukannya terhadap seluruh objek, tetapi sering juga peneliti hanya mengambil sebagian saja dari seluruh objek tersebut. Meskipun pe­nelitian hanya mengambil sebagian dari objek yang diteliti, tetapi hasilnya dapat mewakili atICONSICONSau mencakup seluruh objek yang diteliti. Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut adalah populasi penelitian atau universe. Sedangkan sebagian yang diam...