NAMA : RIZKIANTO
NPM : 17 630 028
TUGAS 01 : STATISTIK/PROBABILITAS
TEKNIK PTENGAMBILAN SAMPEL DALAM METODOLOGI PENELITIAN
Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk
mendapat sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan
populasinya.
SOAL :
Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar sebutkan?
JAWAB:
1. Probability Sampling (Random Sample)
2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)
1. Probability Sampling
SOAL:
Jelaskan apa itu probility sampling?
JAWAB:
Pada pengam bilan sampel secara random, setiap unit populasi,
mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor
pemilihan atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata
atas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias.
Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini
merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif.
SOAL:
Sebutkan keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling?
JAWAB:
- Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
- Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan.
- Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
2. Penyimpangan (Error)
SOAL:
apa yang di maksud dengan penyimpangan (error)
JAWAB:
Nilai statistik ini tidak akan persis sama dengan nilai parameternya.
SOAL:
Apa yang dimaksud dengan non sampling error?
JAWAB:
Penyimpangan yang terjadi pada perancangan kwesioner, kesalahan petugas pengumpul data dan pengola data.
3. Cara Pengambilan Sampel
SOAL :
Sebutkan dan jelaskan 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitu
sebutkan?
JAWAB:
1. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang
sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini
proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara
random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:
a. Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".
b. Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang
prosedurnya adalah sebagai berikut:
- Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).
- tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).
- tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)
- tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari
3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random
numbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang
dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom
pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor
sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor ≥ 300, tidak
diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel
belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika
ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang
hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
Keuntungan : - Prosedur estimasi m udah dan sederhana
Kerugian : - Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.
- Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas,
sehingga biaya transportasi besar.
2. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke .K" dari titik awal yang
dipilih secara random, dimana:
N (Jumlah anggota populasi)
K =
n (jumlah anggota sam pel)
Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil
sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
Cara ini dipergunakan :
- Bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.
Keuntungan :-Perencanan dan penggunaanya mudah.
-Sampel tersebar di daerah populasi.
Kerugian : -Membutuhkan daftar populasi.
3. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)
Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan
sampel dilakukan dalam setiap strata baik secara simple random sampling,
maupun secara systematic random sampling. Misalnya kita meneliti keadaan gizi
anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (≥ 4-6 tahun).
Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen)
maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman
Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya
untuk Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman
Kanak-Kanak yang ada di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah.
Jika berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak 25
buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub populasi tersebut di
atas.
4. Non Probability Sample (Selected Sample)
SOAL:
Jelaskasn apa itu non probability (Selected Sample)
JAWAB:
Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip
probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya
merupakan gambaran kasar tentana suatu keadaan.
Cara ini dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit , hasilnya diminta segera,
tidak memerlukan ketepatan yanq tingqi, karena hanya sekedar gambaran umu
saja.
SOAL:
Sebutkan dan jelaskan cara-cara yang dikenal dalam non probability?
JAWAB:
1. Sampel Dengan Maksud (Purposive Samping).
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja
yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota
sampel yang diambil.
2. Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling).
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu.
Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang
dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang
diperoleh bersifat kasar dan sementara saja.
3. Sampel Berjatah (Quota Sampling).
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini
besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang
akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan
yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul
daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan.
SOAL:
Jelaskan Gambaran tentang pengambilan sampel?
JAWAB:
Di dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut;
1. Perlu dirumuskan masalah-masalah yang dihadapi, kemudian perincilah
masalah-masalah tersebut dalam bentuk-bentuk informasi yang harus
disajikan.
2. Setelah memahami ruang lingkup masalah yang dihadapi, tetapkanlah
populasi yang hendak diteliti itu.
3. Perlu diketahui apakah informasi yang dibutuhkan sudah pernah tersedia,
misalnya sebagai hasil penelitian orang lain.
4. Tentukan jenis penelitian apa yang paling baik, sesuai dengan biaya yang
tersedia sehingga dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan.
5. Susun rencana lengkap terhadap pelaksanaan penelitian tersebut, termasuk
menyusun defenisi, klasifikasi, kwesioner, petugas dan sebagainya.
6. Rencanakan beberapa "Alternative Sampling Design" yang dapat memberi
gambaran tentang beban ongkos dan tingkat kecermatannya.
7. Susun buku pedoman (manual) untuk pekerja lapangan selengkap mungkin.
8. Susun rencana, tabulasi dan tetapkan bentuk serta jenis dari tabel yang final.
9. Laksanakan pretest untuk menguji effektivitas kwesioner, manual, petugas lapangan dan aspek-aspek oprasional lainnya.
10. Atas dasar pretest tersebut, perbaiki kwesioner, dan manual.
11. Tetapkan secara terperinci prosedur samping yang final.
12. Baru dilaksanakan penelitian yang sesungguhnya dan teruskan dengan
pengolahan serta tabulasi data seperti yang direncanakan.
13. Susun analisa atau hasil-hasil tersebut.
14. Buat laporan penelitian
Pengertian Teknik Sampling (Pengambilan Sampel)
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56). (Margono, 2004: 125) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, menurut (Sugiyono, 2001: 57) teknik sampling ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Dari gambar di atas terlihat bahwa teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability sampling meliputi: simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area (cluster) sampling (sampling menurut daerah). Nonprobability sampling meliputi: sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
Teknik Pengambilan Sampel :
Nonprobability Sampling
Pengertian Nonprobability Sampling atau Definisi Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik Sampling Nonprobality ini meliputi : Sampling Sistematis, Sampling Kuota, Sampling Insidental, Purposive Sampling, Sampling Jenuh, Snowball Sampling.
1. Sampling Sistematis
Pengertian Sampling Sistematis atau Definisi Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.Contoh Sampling Sistematis, anggota populasi yang terdiri dari 100 orang, dari semua semua anggota populasi itu diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor urut 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.
2. Sampling Kuota
Pengertian Sampling Kuota atau Definisi Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.Contoh Sampling Kuota, akan melakukan penelitian tentang Karies Gigi, jumlah sampel yang ditentukan 500 orang, jika pengumpulan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai. Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.
3. Sampling Insidental
Pengertian Sampling Insidental atau Definisi Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4. Purposive Sampling
Pengertian Purposive Sampling atau Definisi Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Contoh Purposive Sampling, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk Penelitian Kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
5. Sampling Jenuh (Sensus)
Pengertian Sampling Jenuh atau Definisi Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
6. Snowball Sampling
Pengertian Snowball Sampling atau Definisi Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel Purposive dan Snowball. Contohnya akan meneliti siapa provokasi kerusuhan, maka akan cocok menggunakan Purposive Sampling dan Snowball Sampling.
Cara Pengambilan Sampel dengan Probabilitas Sampling Ada empat macam teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam teknik pengambilan sampel dengan probabilitas sampling. Keempat teknik tersebut, yaitu cara acak, stratifikasi, klaster, dan sistematis.
Teknik memilih secara acak dapat dilakukan baik dengan manual atau tradisional maupun dengan menggunakan tabel random.
1. Cara Tradisional
Cara tradisional ini dapat dilihat dalam kumpulan ibu-ibu ketika arisan. Teknik acak ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut:
1. Tentukan jumlah populasi yang dapat ditemui
2. Daftar semua anggota dalam populasi, masukkan dalam kotak yang telah diberi lubang penarikan
3. Kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat
4. Nomor anggota yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian
5. Lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan dapat dicapai.
2. Menggunakan Tabel Acak
Pada cara kedua ini, proses pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan tabel yang dihasilkan oleh komputer dan telah diakui manfaatnya dalam teori penelitian. Tabel tersebut umumnya terdiri dari kolom dan angka lima digit yang telah secara acak dihasilkan oleh komputer.
Dengan menggunakan tabel tersebut, angka-angka yang ada digunakan untuk memilih sampel dengan langkah sebagai berikut:
1. identifikasi jumlah total populasi
2. tentukan jumlah sampel yang diinginkan
3. daftar semua anggota yang masuk sebagai populasi
4. berikan semua anggota dengan nomor kode yang diminta, misalnya: 000-299 untuk populasi yang berjumlah 300 orang, atau 00-99 untuk jumlah populasi 100 orang
5. pilih secara acak (misalnya tutup mata) dengan menggunakan penunjuk pada angka yang ada dalam tabel
6. pada angka-angka yang terpilih, lihat hanya angka digit yang tepat yang dipilih. Jika populasi 500 maka hanya 3 digit dari akhir saja. Jika populasi mempunyai anggota 90 maka hanya diperlukan dua digit dari akhir saja
7. jika angka dikaitkan dengan angka terpilih untuk individual dalam populasi menjadi individu dalam sampel. Sebagai contoh, jika populasinya berjumlah 500, maka angka terpilih 375 masuk sebagai individu sampel. Sebaliknya jika populasi hanya 300, maka angka terpilih 375 tidak termasuk sebagai individu sampel
8. gerakan penunjuk dalam kolom atau angka lain
9. ulangi langkah nomor 8 sampai jumlah sampel yang diinginkan tercapai. Ketika jumlah sampel yang diinginkan telah tercapai maka langkah selanjutnya adalah membagi dalam kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sesuai dengan bentuk desain penelitian.
Contoh Memilih Sampel dengan Sampling Acak Seorang kepala sekolah ingin melakukan studi terhadap para siswa yang ada di sekolah. Populasi siswa SMK ternyata jumlahnya 600 orang. Sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dia ingin menggunakan teknik acak, untuk mencapai hal itu, dia menggunakan langkah-langkah untuk memilih sampel seperti berikut. Populasi yang jumlahnya 600 orang diidentifikasi. Sampel yang diinginkan 10% x 600 = 60 orang. Populasi didaftar dengan diberikan kode dari 000-599. Tabel acak yang berisi angka random digunakan untuk memilih data dengan menggerakkan data sepanjang kolom atau baris dari tabel. Misalnya diperoleh sederet angka seperti berikut: 058 710 859 942 634 278 708 899 Oleh karena jumlah populasi 600 orang maka dua angka terpilih menjadi sampel yaitu: 058 dan 278. Coba langkah d sampai diperoleh semua jumlah 60 responden.
3. Teknik Stratifikasi
Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial lainnya, sering kali ditemui kondisi populasi yang ada terdiri dari beberapa lapisan atau kelompok individual dengan karakteristik berbeda. Di sekolah, misalnya ada kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga. Mereka juga dapat dibedakan menurut jenis kelamin responden menjadi kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Di masyarakat, populasi dapat berupa kelompok masyarakat, misalnya petani, pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta, dan sebagainya. Keadaan populasi yang demikian akan tidak tepat dan tidak terwakili; jika digunakan teknik acak. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpilih sebagai sampel, sebaliknya kelompok lain tidak terwakili karena tidak muncul dalam proses pemilihan.
Teknik yang paling tepat dan mempunyai akurasi tinggi adalah teknik sampling dengan cara stratifikasi. Teknik stratifikasi ini harus digunakan sejak awal, ketika peneliti mengetahui bahwa kondisi populasi terdiri atas beberapa anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ketepatan teknik stratifikasi juga lebih dapat ditingkatkan dengan menggunakan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan oleh besar kecilnya jumlah anggota populasi dalam lapisan yang ada.
Seperti halnya teknik memilih sampel secara acak, teknik stratifikasi juga mempunyai langkah-langkah untuk menentukan sampel yang diinginkan. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat seperti berikut : Identifikasi jumlah total populasi. Tentukan jumlah sampel yang diinginkan. Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi. Pisahkan anggota populasi sesuai dengan karakteristik lapisan yang dimiliki. Pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang telah dilakukan dalam teknik random di atas. Lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada. Sampai jumlah sampel dapat dicapai.
Contoh menentukan sampel dengan teknik stratifikasi Seorang peneliti ingin melakukan studi dari suatu populasi guru SMK yang jumlahnya 900 orang, sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dalam anggota populasi ada tiga lapisan guru, mereka adalah yang mempunyai golongan dua, golongan tiga, dan golongan empat. Dia ingin memilih sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi. Terangkan langkah-langkah guna mengambil sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi tersebut. Jawabannya adalah sebagai berikut. Jumlah total populasi adalah 900 orang. Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi dengan nomor 000-899. Bagi populasi menjadi tiga lapis, dengan setiap lapis terdiri 300 orang. Undilah sampel yang diinginkan 30% x 900 = 270 orang. Setiap lapis mempunyai anggota 90 orang. untuk lapisan pertama gerakan penunjuk (pensil) dalam tabel acak. Dan pilih dari angka tersebut dan ambil yang memiliki nilai lebih kecil dari angka 899 sampai akhirnya diperoleh 90 subjek. Lakukan langkah 6 dan 7 untuk Iapis kedua dan ketiga sampai total sampel diperoleh jumlah 270 orang.
4. Teknik Klaster
Teknik klaster merupakan teknik memilih sampel lainnya dengan menggunakan prinsip probabilitas. Teknik ini mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan kedua teknik yang telah dibahas di atas. Teknik klaster atau Cluster Sam¬pling ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama. Teknik klaster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang wilayahnya mungkin luas. Dengan menggunakan teknik klaster ini, mereka lebih dapat menghemat biaya dan tenaga dalam menemui responden yang menjadi subjek atau objek penelitian.
Memilih sampel dengan menggunakan teknik klaster ini mempunyai beberapa langkah seperti berikut:
1. Identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam studi
2. Tentukan besar sampel yang diinginkan.
3. Tentukan dasar logika untuk menentukan klaster.
4. Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaster.
5. Daftar semua subjek dalam setiap klaster dengan membagi antara jurnlah sampel dengan jumlah klaster yang ada.
6. Secara random, pilih jumlah angggota sampel yang diinginkan untuk setiap klaster.
7. Jumlah sampel adalah jumlah klaster dikalikan jumlah anggota populasi per klaster.
Contoh terapan pemilihan sampel dengan menggunakan teknik klasterMisalkan seorang peneliti hendak melakukan studi pada populasi yang jumlahnya 4.000 guru dalam 100 sekolah yang ada. `Sampel yang diinginkan adalah 400 orang. Cara yang digunakan adalah teknik sampel secara klaster dengan sekolah sebagai dasar penentuan logis klaster yang ada. Bagaimanakah langkah menentukan sampel tersebut?
Jawabannya adalah sebagai berikut. Total populasi adalah 4.000 orang. Jumlah sampel yang diinginkan 400 orang. Dasar logis klaster adalah sekolah yang jumlahnya ada 100. Dalam populasi, setiap sekolah adalah 4.000/100 = 40 guru setiap sekolah. Jumlah klaster yang ada adalah 400/40 = 10. Oleh karena itu, 10 sekolah di antara 100 sekolah dipilih secara random. Jadi, semua guru yang ada dalam 10 sekolah sama dengan jumlah sampel yang diinginkan.
5. Teknik Secara Sistematis
Teknik memilih sampel yang keempat adalah teknik sistematis atau systematic sampling. Teknik pemilihan ini menggunakan prinsip proporsional. Caranya ialah dengan menentukan pilihan sampel pada setiap 1/k, di mana k adalah suatu angka pembagi yang telah ditentukan misalnya 5,6 atau 10. Syarat yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah adanya daftar atau list semua anggota populasi. Untuk populasi yang didaftar atas dasar urutan abjad pemakaian metode menggunakan teknik sistematis juga dapat diterapkan. Walaupun mungkin saja terjadi bahwa suatu nama seperti nama yang berawalan su, sri dalam bahasa Indonesia akan terjadi pengumpulan nama dalam awalan tersebut. Sisternatis proporsional k dapat memilih dengan baik.
6. Teknik observasi lapangan khusus
Untuk penelitian di lokasi tambang Pengumpulan Data penelitian Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan. Mengamati tidak hanya melihat, melainkan merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian yang ada di lapangan. Teknik ini ada dua macam, yaitu observasi langsung (observasi partisipasi) yaitu apabila pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejalagejala pada objek yang dilakukan secara langsung di tempat kejadian, dan observasi tidak langsung (observasi non-partisipasi) yaitu pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala pada objek tidak secara langsung di lapangan. Beberapa cara yang biasa dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut:
1. Membuat catatan anekdot (anecdotal record), yaitu catatan informal yang digunakan pada waktu melakukan observasi. Catatan ini berisi fenomena atau peristiwa yang terjadi saat observasi.
2. Membuat daftar cek (checklist), yaitu daftar yang berisi catatan setiap faktor secara sistematis. Daftar cek ini biasanya dibuat sebelum observasi dan sesuai dengan tujuan observasi.
3. Membuat skala penilaian (rating scale), yaitu skala yang digunakan untuk menetapkan penilaian secara bertingkat untuk mengamati kondisi data secara kualitiatif.
4. Mencatat dengan menggunakan alat (mechanical device), yaitu pencatatan yang dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan alat, misalnya slide, kamera, komputer, dan alat perekam suara. Observasi tersebut dapat terbentang mulai dari kegiatan pengumpulan data yang formal hingga yang tidak formal. Bukti observasi seringkali bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan tentang topik yang akan diteliti. Observasi dapat menambah dimensi-dimensi baru untuk pemahaman konteks maupun fenomena yang akan diteliti. Observasi tersebut bisa begitu berharga sehingga peneliti bisa mengambil foto-foto pada situs studi kasus untuk menambah keabsahan penelitian (Dabbs, 1996: 113).
NPM : 17 630 028
TUGAS 01 : STATISTIK/PROBABILITAS
TEKNIK PTENGAMBILAN SAMPEL DALAM METODOLOGI PENELITIAN
Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk
mendapat sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan
populasinya.
SOAL :
Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar sebutkan?
JAWAB:
1. Probability Sampling (Random Sample)
2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)
1. Probability Sampling
SOAL:
Jelaskan apa itu probility sampling?
JAWAB:
Pada pengam bilan sampel secara random, setiap unit populasi,
mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor
pemilihan atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata
atas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias.
Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini
merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif.
SOAL:
Sebutkan keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling?
JAWAB:
- Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
- Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan.
- Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
2. Penyimpangan (Error)
SOAL:
apa yang di maksud dengan penyimpangan (error)
JAWAB:
Nilai statistik ini tidak akan persis sama dengan nilai parameternya.
SOAL:
Apa yang dimaksud dengan non sampling error?
JAWAB:
Penyimpangan yang terjadi pada perancangan kwesioner, kesalahan petugas pengumpul data dan pengola data.
3. Cara Pengambilan Sampel
SOAL :
Sebutkan dan jelaskan 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitu
sebutkan?
JAWAB:
1. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang
sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini
proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara
random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:
a. Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".
b. Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang
prosedurnya adalah sebagai berikut:
- Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).
- tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).
- tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)
- tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari
3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random
numbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang
dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom
pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor
sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor ≥ 300, tidak
diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel
belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika
ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang
hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
Keuntungan : - Prosedur estimasi m udah dan sederhana
Kerugian : - Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.
- Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas,
sehingga biaya transportasi besar.
2. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke .K" dari titik awal yang
dipilih secara random, dimana:
N (Jumlah anggota populasi)
K =
n (jumlah anggota sam pel)
Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil
sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
Cara ini dipergunakan :
- Bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.
Keuntungan :-Perencanan dan penggunaanya mudah.
-Sampel tersebar di daerah populasi.
Kerugian : -Membutuhkan daftar populasi.
3. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)
Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan
sampel dilakukan dalam setiap strata baik secara simple random sampling,
maupun secara systematic random sampling. Misalnya kita meneliti keadaan gizi
anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (≥ 4-6 tahun).
Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen)
maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman
Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya
untuk Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman
Kanak-Kanak yang ada di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah.
Jika berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak 25
buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub populasi tersebut di
atas.
4. Non Probability Sample (Selected Sample)
SOAL:
Jelaskasn apa itu non probability (Selected Sample)
JAWAB:
Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip
probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya
merupakan gambaran kasar tentana suatu keadaan.
Cara ini dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit , hasilnya diminta segera,
tidak memerlukan ketepatan yanq tingqi, karena hanya sekedar gambaran umu
saja.
SOAL:
Sebutkan dan jelaskan cara-cara yang dikenal dalam non probability?
JAWAB:
1. Sampel Dengan Maksud (Purposive Samping).
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja
yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota
sampel yang diambil.
2. Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling).
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu.
Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang
dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang
diperoleh bersifat kasar dan sementara saja.
3. Sampel Berjatah (Quota Sampling).
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini
besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang
akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan
yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul
daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan.
SOAL:
Jelaskan Gambaran tentang pengambilan sampel?
JAWAB:
Di dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut;
1. Perlu dirumuskan masalah-masalah yang dihadapi, kemudian perincilah
masalah-masalah tersebut dalam bentuk-bentuk informasi yang harus
disajikan.
2. Setelah memahami ruang lingkup masalah yang dihadapi, tetapkanlah
populasi yang hendak diteliti itu.
3. Perlu diketahui apakah informasi yang dibutuhkan sudah pernah tersedia,
misalnya sebagai hasil penelitian orang lain.
4. Tentukan jenis penelitian apa yang paling baik, sesuai dengan biaya yang
tersedia sehingga dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan.
5. Susun rencana lengkap terhadap pelaksanaan penelitian tersebut, termasuk
menyusun defenisi, klasifikasi, kwesioner, petugas dan sebagainya.
6. Rencanakan beberapa "Alternative Sampling Design" yang dapat memberi
gambaran tentang beban ongkos dan tingkat kecermatannya.
7. Susun buku pedoman (manual) untuk pekerja lapangan selengkap mungkin.
8. Susun rencana, tabulasi dan tetapkan bentuk serta jenis dari tabel yang final.
9. Laksanakan pretest untuk menguji effektivitas kwesioner, manual, petugas lapangan dan aspek-aspek oprasional lainnya.
10. Atas dasar pretest tersebut, perbaiki kwesioner, dan manual.
11. Tetapkan secara terperinci prosedur samping yang final.
12. Baru dilaksanakan penelitian yang sesungguhnya dan teruskan dengan
pengolahan serta tabulasi data seperti yang direncanakan.
13. Susun analisa atau hasil-hasil tersebut.
14. Buat laporan penelitian
Pengertian Teknik Sampling (Pengambilan Sampel)
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56). (Margono, 2004: 125) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, menurut (Sugiyono, 2001: 57) teknik sampling ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Dari gambar di atas terlihat bahwa teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability sampling meliputi: simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area (cluster) sampling (sampling menurut daerah). Nonprobability sampling meliputi: sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
Teknik Pengambilan Sampel :
Nonprobability Sampling
Pengertian Nonprobability Sampling atau Definisi Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik Sampling Nonprobality ini meliputi : Sampling Sistematis, Sampling Kuota, Sampling Insidental, Purposive Sampling, Sampling Jenuh, Snowball Sampling.
1. Sampling Sistematis
Pengertian Sampling Sistematis atau Definisi Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.Contoh Sampling Sistematis, anggota populasi yang terdiri dari 100 orang, dari semua semua anggota populasi itu diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor urut 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.
2. Sampling Kuota
Pengertian Sampling Kuota atau Definisi Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.Contoh Sampling Kuota, akan melakukan penelitian tentang Karies Gigi, jumlah sampel yang ditentukan 500 orang, jika pengumpulan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai. Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.
3. Sampling Insidental
Pengertian Sampling Insidental atau Definisi Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4. Purposive Sampling
Pengertian Purposive Sampling atau Definisi Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Contoh Purposive Sampling, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk Penelitian Kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
5. Sampling Jenuh (Sensus)
Pengertian Sampling Jenuh atau Definisi Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
6. Snowball Sampling
Pengertian Snowball Sampling atau Definisi Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel Purposive dan Snowball. Contohnya akan meneliti siapa provokasi kerusuhan, maka akan cocok menggunakan Purposive Sampling dan Snowball Sampling.
Cara Pengambilan Sampel dengan Probabilitas Sampling Ada empat macam teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam teknik pengambilan sampel dengan probabilitas sampling. Keempat teknik tersebut, yaitu cara acak, stratifikasi, klaster, dan sistematis.
Teknik memilih secara acak dapat dilakukan baik dengan manual atau tradisional maupun dengan menggunakan tabel random.
1. Cara Tradisional
Cara tradisional ini dapat dilihat dalam kumpulan ibu-ibu ketika arisan. Teknik acak ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut:
1. Tentukan jumlah populasi yang dapat ditemui
2. Daftar semua anggota dalam populasi, masukkan dalam kotak yang telah diberi lubang penarikan
3. Kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat
4. Nomor anggota yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian
5. Lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan dapat dicapai.
2. Menggunakan Tabel Acak
Pada cara kedua ini, proses pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan tabel yang dihasilkan oleh komputer dan telah diakui manfaatnya dalam teori penelitian. Tabel tersebut umumnya terdiri dari kolom dan angka lima digit yang telah secara acak dihasilkan oleh komputer.
Dengan menggunakan tabel tersebut, angka-angka yang ada digunakan untuk memilih sampel dengan langkah sebagai berikut:
1. identifikasi jumlah total populasi
2. tentukan jumlah sampel yang diinginkan
3. daftar semua anggota yang masuk sebagai populasi
4. berikan semua anggota dengan nomor kode yang diminta, misalnya: 000-299 untuk populasi yang berjumlah 300 orang, atau 00-99 untuk jumlah populasi 100 orang
5. pilih secara acak (misalnya tutup mata) dengan menggunakan penunjuk pada angka yang ada dalam tabel
6. pada angka-angka yang terpilih, lihat hanya angka digit yang tepat yang dipilih. Jika populasi 500 maka hanya 3 digit dari akhir saja. Jika populasi mempunyai anggota 90 maka hanya diperlukan dua digit dari akhir saja
7. jika angka dikaitkan dengan angka terpilih untuk individual dalam populasi menjadi individu dalam sampel. Sebagai contoh, jika populasinya berjumlah 500, maka angka terpilih 375 masuk sebagai individu sampel. Sebaliknya jika populasi hanya 300, maka angka terpilih 375 tidak termasuk sebagai individu sampel
8. gerakan penunjuk dalam kolom atau angka lain
9. ulangi langkah nomor 8 sampai jumlah sampel yang diinginkan tercapai. Ketika jumlah sampel yang diinginkan telah tercapai maka langkah selanjutnya adalah membagi dalam kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sesuai dengan bentuk desain penelitian.
Contoh Memilih Sampel dengan Sampling Acak Seorang kepala sekolah ingin melakukan studi terhadap para siswa yang ada di sekolah. Populasi siswa SMK ternyata jumlahnya 600 orang. Sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dia ingin menggunakan teknik acak, untuk mencapai hal itu, dia menggunakan langkah-langkah untuk memilih sampel seperti berikut. Populasi yang jumlahnya 600 orang diidentifikasi. Sampel yang diinginkan 10% x 600 = 60 orang. Populasi didaftar dengan diberikan kode dari 000-599. Tabel acak yang berisi angka random digunakan untuk memilih data dengan menggerakkan data sepanjang kolom atau baris dari tabel. Misalnya diperoleh sederet angka seperti berikut: 058 710 859 942 634 278 708 899 Oleh karena jumlah populasi 600 orang maka dua angka terpilih menjadi sampel yaitu: 058 dan 278. Coba langkah d sampai diperoleh semua jumlah 60 responden.
3. Teknik Stratifikasi
Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial lainnya, sering kali ditemui kondisi populasi yang ada terdiri dari beberapa lapisan atau kelompok individual dengan karakteristik berbeda. Di sekolah, misalnya ada kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga. Mereka juga dapat dibedakan menurut jenis kelamin responden menjadi kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Di masyarakat, populasi dapat berupa kelompok masyarakat, misalnya petani, pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta, dan sebagainya. Keadaan populasi yang demikian akan tidak tepat dan tidak terwakili; jika digunakan teknik acak. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpilih sebagai sampel, sebaliknya kelompok lain tidak terwakili karena tidak muncul dalam proses pemilihan.
Teknik yang paling tepat dan mempunyai akurasi tinggi adalah teknik sampling dengan cara stratifikasi. Teknik stratifikasi ini harus digunakan sejak awal, ketika peneliti mengetahui bahwa kondisi populasi terdiri atas beberapa anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ketepatan teknik stratifikasi juga lebih dapat ditingkatkan dengan menggunakan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan oleh besar kecilnya jumlah anggota populasi dalam lapisan yang ada.
Seperti halnya teknik memilih sampel secara acak, teknik stratifikasi juga mempunyai langkah-langkah untuk menentukan sampel yang diinginkan. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat seperti berikut : Identifikasi jumlah total populasi. Tentukan jumlah sampel yang diinginkan. Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi. Pisahkan anggota populasi sesuai dengan karakteristik lapisan yang dimiliki. Pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang telah dilakukan dalam teknik random di atas. Lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada. Sampai jumlah sampel dapat dicapai.
Contoh menentukan sampel dengan teknik stratifikasi Seorang peneliti ingin melakukan studi dari suatu populasi guru SMK yang jumlahnya 900 orang, sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dalam anggota populasi ada tiga lapisan guru, mereka adalah yang mempunyai golongan dua, golongan tiga, dan golongan empat. Dia ingin memilih sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi. Terangkan langkah-langkah guna mengambil sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi tersebut. Jawabannya adalah sebagai berikut. Jumlah total populasi adalah 900 orang. Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi dengan nomor 000-899. Bagi populasi menjadi tiga lapis, dengan setiap lapis terdiri 300 orang. Undilah sampel yang diinginkan 30% x 900 = 270 orang. Setiap lapis mempunyai anggota 90 orang. untuk lapisan pertama gerakan penunjuk (pensil) dalam tabel acak. Dan pilih dari angka tersebut dan ambil yang memiliki nilai lebih kecil dari angka 899 sampai akhirnya diperoleh 90 subjek. Lakukan langkah 6 dan 7 untuk Iapis kedua dan ketiga sampai total sampel diperoleh jumlah 270 orang.
4. Teknik Klaster
Teknik klaster merupakan teknik memilih sampel lainnya dengan menggunakan prinsip probabilitas. Teknik ini mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan kedua teknik yang telah dibahas di atas. Teknik klaster atau Cluster Sam¬pling ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama. Teknik klaster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang wilayahnya mungkin luas. Dengan menggunakan teknik klaster ini, mereka lebih dapat menghemat biaya dan tenaga dalam menemui responden yang menjadi subjek atau objek penelitian.
Memilih sampel dengan menggunakan teknik klaster ini mempunyai beberapa langkah seperti berikut:
1. Identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam studi
2. Tentukan besar sampel yang diinginkan.
3. Tentukan dasar logika untuk menentukan klaster.
4. Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaster.
5. Daftar semua subjek dalam setiap klaster dengan membagi antara jurnlah sampel dengan jumlah klaster yang ada.
6. Secara random, pilih jumlah angggota sampel yang diinginkan untuk setiap klaster.
7. Jumlah sampel adalah jumlah klaster dikalikan jumlah anggota populasi per klaster.
Contoh terapan pemilihan sampel dengan menggunakan teknik klasterMisalkan seorang peneliti hendak melakukan studi pada populasi yang jumlahnya 4.000 guru dalam 100 sekolah yang ada. `Sampel yang diinginkan adalah 400 orang. Cara yang digunakan adalah teknik sampel secara klaster dengan sekolah sebagai dasar penentuan logis klaster yang ada. Bagaimanakah langkah menentukan sampel tersebut?
Jawabannya adalah sebagai berikut. Total populasi adalah 4.000 orang. Jumlah sampel yang diinginkan 400 orang. Dasar logis klaster adalah sekolah yang jumlahnya ada 100. Dalam populasi, setiap sekolah adalah 4.000/100 = 40 guru setiap sekolah. Jumlah klaster yang ada adalah 400/40 = 10. Oleh karena itu, 10 sekolah di antara 100 sekolah dipilih secara random. Jadi, semua guru yang ada dalam 10 sekolah sama dengan jumlah sampel yang diinginkan.
5. Teknik Secara Sistematis
Teknik memilih sampel yang keempat adalah teknik sistematis atau systematic sampling. Teknik pemilihan ini menggunakan prinsip proporsional. Caranya ialah dengan menentukan pilihan sampel pada setiap 1/k, di mana k adalah suatu angka pembagi yang telah ditentukan misalnya 5,6 atau 10. Syarat yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah adanya daftar atau list semua anggota populasi. Untuk populasi yang didaftar atas dasar urutan abjad pemakaian metode menggunakan teknik sistematis juga dapat diterapkan. Walaupun mungkin saja terjadi bahwa suatu nama seperti nama yang berawalan su, sri dalam bahasa Indonesia akan terjadi pengumpulan nama dalam awalan tersebut. Sisternatis proporsional k dapat memilih dengan baik.
6. Teknik observasi lapangan khusus
Untuk penelitian di lokasi tambang Pengumpulan Data penelitian Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan. Mengamati tidak hanya melihat, melainkan merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian yang ada di lapangan. Teknik ini ada dua macam, yaitu observasi langsung (observasi partisipasi) yaitu apabila pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejalagejala pada objek yang dilakukan secara langsung di tempat kejadian, dan observasi tidak langsung (observasi non-partisipasi) yaitu pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala pada objek tidak secara langsung di lapangan. Beberapa cara yang biasa dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut:
1. Membuat catatan anekdot (anecdotal record), yaitu catatan informal yang digunakan pada waktu melakukan observasi. Catatan ini berisi fenomena atau peristiwa yang terjadi saat observasi.
2. Membuat daftar cek (checklist), yaitu daftar yang berisi catatan setiap faktor secara sistematis. Daftar cek ini biasanya dibuat sebelum observasi dan sesuai dengan tujuan observasi.
3. Membuat skala penilaian (rating scale), yaitu skala yang digunakan untuk menetapkan penilaian secara bertingkat untuk mengamati kondisi data secara kualitiatif.
4. Mencatat dengan menggunakan alat (mechanical device), yaitu pencatatan yang dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan alat, misalnya slide, kamera, komputer, dan alat perekam suara. Observasi tersebut dapat terbentang mulai dari kegiatan pengumpulan data yang formal hingga yang tidak formal. Bukti observasi seringkali bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan tentang topik yang akan diteliti. Observasi dapat menambah dimensi-dimensi baru untuk pemahaman konteks maupun fenomena yang akan diteliti. Observasi tersebut bisa begitu berharga sehingga peneliti bisa mengambil foto-foto pada situs studi kasus untuk menambah keabsahan penelitian (Dabbs, 1996: 113).
Komentar