NAMA : FAHMI
FATHURRAHMAN YUSUF
NPM : 13 630
042
TUGAS 02 :
STATISTIK/PROBABILITAS
BESAR SAMPEL DAN SUMBER
DATA
1.
Besar Sampel
Ukuran sampel (sample size) adalah banyaknya
individu, subyek atau elemen dari populasi yang diambil sebagai sampel. Jika ukuran sampel yang di ambil
terlalu besar atau terlalu kecil maka akan menjadi masalah dalam penelitian
itu.
Menentukan
ukuran sampel penelitian merupakan bagian terpenting yang harus dilakukan oleh
setiap peneliti yang menggunakan metode survey. Sampel merupakan cerminan atau
gambaran populasi sehingga apabila salah mengambil sampel atau ukuran sampel
tidak memenuhi syarat maka pendugaan parameter populsi dianggap tidak valid
sehingga dapat berdampak pada kesalahan mendeskripsikan dan menginterpretasikan
gambaaran dan karakter populasi.
Menentukan
ukuran sampel penelitian tidak semudah yang dibayangkan pengambilan sampel
tidak dapat digenerasilir berdasarkan ukuran populasi satu dan populasi
lainnya. Terdapat banayk sekali factor yang menentukan ukuran suatu sampel
penelitian. Misalnya homogenetas elemaen populasi dan motode analisa yang akan
digunakan adalah factor sangat menentukan ukuran sampel penelitigan yang
diambil
Untuk
itu kita perlu melakuakan reset mengenai ukuran sampel yang akan digunakan
sebagai sampel dalam penelitian. Karena tidak memungkinkanuntuk melakukan
riset. Sehingga diharapkan para peneliti untuk melakukan tinjauan pustaka atau
mencari literatur-literatu valid dari penelitian-penelitan sebelumnya.
1.
Ukuran
sampel dengan teori slovin (1960)
Salah
satu literature yang paling banyak digunakan adalah penentuan ukuran sampel
menggunkan rumus slovin yaitu :
Keterangan
: n = Besar sampel yang
N =
ukuran populasi atau jumlah eleman dalam populasi
e =
nilai presisi atau tingkat signifikansi yang ditentukan. Umumnya dalam
penelitian tingkat singnifikasnsi ditentukan sebagai 95% atau 0.05.
contoh :
Misalkan satu populasi si berukuran Rp. 1.000
eleman/anggota. Akan dilakuka survey dengan mengambil beberapa sampelm
menggunkan rumus slovin. Mata perhitungan sederhana dalam menentukan jumlah
sampel beberapa sampel adalah sebagai berikut :
Diketahui :
N =
1.000 orang
e =
dengan tingkat signifikansi sebesar 95% atau 0,05
Maka :
n =
1.0001+1000 X0.052 = 285,
n =
286
karena sampel kita harus
berupa angka bulat dan orang, maka kita lakukan pembulataan mengikuti aturan
pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5 maka kita bulatkan ke atas dan
sebaliknya
2.
Definisi Data
Data adalah sesuatu yang belum
mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan.
Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika,
bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk
melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.
Informasi merupakan hasil pengolahan dari
sebuah model, formasi, organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data
yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan
bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai obyek dan
informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya. Informasi juga
bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.
Data bisa merupakan jam kerja bagi karyawan
perusahaan. Data ini kemudian perlu diproses dan diubah menjadi informasi. Jika
jam kerja setiap karyawan kemudian dikalikan dengan nilai per-jam, maka akan
dihasilkan suatu nilai tertentu. Jika gambaran penghasilan setiap karyawan
kemudian dijumlahkan, akan menghasilkan rekapitulasi gaji yang harus dibayar
oleh perusahaan. Penggajian merupakan informasi bagi pemilik perusahaan.
Informasi merupakan hasil proses dari data yang ada, atau bisa diartikan
sebagai data yang mempunyai arti. Informasi akan membuka segala sesuatu yang
belum diketahui.
B. Jenis Data
Jenis-jenis
data dapat dibagi berdasarkan sifatnya, sumbernya, cara memperolehnya, dan
waktu pengumpulannya. Menurut sifatnya, jenis-jenis data yaitu:
·
Data Kualitatif: data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka,
misalnya: Kuesioner Pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan sebuah
rumah sakit atau gaya kepemimpinan, dll.
·
Data Kuantitatif: data kuantitatif adalah data
yang berbentuk angka, misalnya: harga saham, besarnya pendapatan, dll.
Jenis-jenis
data menurut sumbernya, antara lain:
·
Data Internal: data intenal adalah data dari dalam suatu organisasi yang
menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Contohnya: suatu perusahaan, jumlah
karyawannya, jumlah modalnya, atau jumlah produksinya, dll.
·
Data Eksternal: data eksternal adalah data dari luar suatu organisasi yang
dapat menggambarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja suatu
organisasi. Misalnya: daya beli masyarakat mempengaruhi hasil penjualan suatu
perusahaan.
Jenis-jenis
data menurut cara memperolehnya, antara lain:
·
Data Primer (primary data): data primer adalah data yang
dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek
yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa
interview, observasi.
·
Data Sekunder (secondary data): data
sekunder adalah data yang diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi
sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber
tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.
Jenis-jenis
data menurut waktu
pengumpulannya, antara lain:
·
Data cross section, yaitu data yang dikumpulkan pada
suatu waktu tertentu (at a point of time) untuk menggambarkan keadaan dan
kegiatan pada waktu tersebut. Misalnya; data penelitian yang menggunakan
kuesioner.
·
Data berkala (time series data), yaitu data yang dikumpulkan dari
waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama
periode tersebut. Misalnya, perkembangan uang beredar, harga 9 macam bahan
pokok penduduk.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam
penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan
penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa
sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis
sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh
dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak
langsung (data sekunder).
Metode
Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya
melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan
Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list,
kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan
lainnya.
Adapun
tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan
wawancara.
1.
Angket
Angket
/ kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya.
Meskipun
terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan
jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam
Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran
dan penampilan fisik.
Prinsip
Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
·
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika
isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam
pilihan jawaban.
·
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan
dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah
bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
·
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah
terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah
bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk
memilih jawaban yang disediakan.
2. Observasi
Obrservasi
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap
dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila
penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Participant Observation
Dalam
observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari
orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya
seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa,
semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
Non participant Observation
Berlawanan
dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang
penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang
diamati.
Misalnya
penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan
dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu
sebagai data penelitian.
Kelemahan
dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena
hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang
terkandung di dalam peristiwa.
Alat
yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku
catatan, kamera photo, dll.
3. Wawancara
Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau
sumber data.
Wawancara
pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan
karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada
sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data
(umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara
terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1.
Wawancara terstruktur artinya peneliti
telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden
sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga
dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain
yang dapat membantu kelancaran wawancara.
2.
Wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi
pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin
penting masalah yang ingin digali dari responden.
D. Variabel dalam Penelitian
Istilah variabel dapat diartikan
bermacam – macam. Dalam tulisan ini variable diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering
pula dinyatakan variabeL penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan
dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Kalau ada pertanyaan tentang apa yang
akan di teliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara
teoritis variabel dapat didefiisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang
mempunyai “Variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan
objek yang lain (Hatch dan Farhady,1981).
Dinamakan variabel karena ada variasinya.
Menurut
Y.W Best yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau
serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti dimanupulasikan, dikontrol atau
dioservasi dalam suatu penelitian. Sedang Direktorat Pendidikan Tinggii
Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Dari kedua pengerian
tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi
faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang kan diteliti.
Apa
yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentikan oleh landasan
teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Karena itu apabila
landasan teoritisnya berbeda, variabel-variebel penelitiannya juga akan
berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh
sofistikasi rancangan penelitiannya. Makin sederhana sesuatu rancangan
penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit jumlahnya, dan
sebaliknya.
Berkaitan
dengan proses kuantifikasi data biasa digolongkan menjadi 4 jenis yaitu:
1. Variabel
Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan;
variabel ini bersifat diskret dan saling pilah (mutually exclusive)
antara kategori yang satu dan kategori yang lain; contoh: jenis kelamin, status
perkawinan, jenis pekerjaan
2. Variabel
Ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut
tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi
angka 2, lalu di bawahnya di beri angka 3 dan seterusnya. (ranking)
3.
Variabel Interval, yaitu variabel yang
dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasaumsikan terdapat
satuan (unit) pengukuran yang sama. Contoh: variabel interval misalnya prestasi
belajar, sikap terhadap sesuatu program dinyatakan dalam skor, penghasilan dan
sebagainya.
4. Variabel ratio, adalah variabel yang dalam kuantifikasinya
mempunyai nol mutlak. (Drs. Sumadi Suryabrata
.Metologi Penelitian. Hal. 26-27)
Menurut
Fungsinya variabel dapat dibedakan :
a). Variabel Tergantung (Dependent Variabel)
Yaitu
kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian
mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas.
Menurut
fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering
disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi.
Variabel ini sering disebut sebagai
variabel output, Kriteria, Konsekuen. Atau
dalam bahasa Indonesia sering disebut Variabel terikat. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) variabel
dependen disebut variabel Indogen.*
b). Variabel Bebas ( Independent Variabel)
Adalah
kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi
dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi.
Karena
fungsi ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi
variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain.
Variabel ini juga sering disebut sebgai
variabel Stimulus, Prediktor, antecendent.
Dalam SEM(Structural Equation Modeling) variabel
independen disebut variabel eksogen.
c).
Variabel Intervening
Variabel
intervenig adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan Variabel dependen menjadi hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel
penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen,
sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau
timbulnya variabel dependen.
Variabel
Intervening juga merupakan variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu
dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau
hubungan pengaruh dan terpengaruh.
d).
Variabel Moderator
Dalam
mengidentifikasi variabel moderator dimaksud adalah variabel yang karena
fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta meperjelas hubungan bebas
dengan variabel tergantung.
e).
Variabel kendali
Yaitu
yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel mederator. Variabel ini
berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan
variabel moderator jadi juga seperti variabel moderator dan bebas
ia juga ikut berpengaruh terhadap variabel tergantung
f).
Variabel Rambang
Berlainan dengan variabel bebas, yaitu
fungsinya sangat diperhatikan dalam penelitian. Variabel rambang yaitu variabel
yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan
terhadap variabel bebas maupun tergantung. (Drs.Colid Narbuko,Drs.H Abu Achmadi.2004.Metode Penelitian. Jakarta:Bumi Aksara Hal.119-120)
Sesungguhnya
yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari hubungan
antara berbagai variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua
variabel bebas dan variabel terikat ( Independent variabel dengan dengan
dependent variabel).
a. Hubungan Simetris
Variabel-variabel
dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak
disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan
simetris :
1).
Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
2).
Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang sama.
3).
Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang
lainnya pun pasti disana.
4).
Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.
b. Hubungan Timbal Balik
Hubungan
timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan
akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik
bukanlah hubungan, dimana tidak dapat ditentukan variabel yang menjadi sebab
dan variabel yang menjadi akibat.
c. Hubungan Asimetris (tidak
simetri)
Satu
variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan
tidak simetris, yakni :
1).
Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah merupakan
salah satu hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.
2).
Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk
menunjukkkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila “Stimulus” datangnya
pengaruh dari luar dirinya, sedangkan “Disposisi” berada dalam diri seseorang.
3).
Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri
di sini adalah sifat individu yag relatif tidak berubah dan tidak
dipengaruhi lingkungan.
4).
Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
5).
Hubungan Imanen antara dua variabel.
6). Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)
Komentar